Blogger Widgets

IsdiQLia

Senin, 17 November 2014

KERANGKA BERPIKIR ALIRAN-ALIRAN KALAM



    TAUHID&ILMU KALAM

 



KERANGKA BERPIKIR ALIRAN-ALIRAN KALAM




 ...............................


OLEH KELOMPOK 2
KELAS III/B

















FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN ( FITK )
JURUSAN PENDIDIKAN IPS-EKONOMI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) MATARAM
TH.2014/2015



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kerangka Berpikir Aliran-aliran Kalam ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Manusia sebagai makhluk sosial, tak lepas dari bantuan dan bimbingan orang lain. Maka dari itu kami selaku penyusun makalah Kerangka berpikir Aliran-aliran Kalam ini, mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Dengan selesainya makalah ini saya berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca.
Sebagai manusia biasa kami sadar bahwa pembuatan makalah tentang Kerangka Pemikiran Berpikir Aliran-aliran Kalam ini masih jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, dan kelemahan adalah milik kita sebagai makhluk. Maka dengan demikian demi terciptanya makalah yang lebih baik untuk kedepan, kami mohon sekiranya parapembaca untuk memberikan kritikdan saran yang membangun.Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk-Nya kepada kita semua Amin.




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A.Latar Belakang.................................................................................................. 1
B.Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C.Tujuan Penulisan............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
A.Munculnya Aliran-Aliran Kalam...................................................................... 2
B.Aliran Kalam dan Pokok Pemikirannya............................................................ 2
1.      Aliran Syi’ah......................................................................................................... 2
2.      Khawarij............................................................................................................... 3
3.      Murji’ah................................................................................................................ 4
4.      Mu’tazilah............................................................................................................. 4
5.      Asy’ariyah............................................................................................................. 5
6.      Qaariyah dan Jabariyah......................................................................................... 6
7.      Maturidiyah........................................................................................................... 7
8.      Ahlussunah wal Jama’ah....................................................................................... 7
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 10
A.Kesimpulan..................................................................................................... 10
B.Saran............................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 11




BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu kalam,kita akan di hadapkan pada kenyataan bahwasanya ada beberapa aliran kalam yang muncul dengan membawa pemikiran masing-masing.
Oleh karena itu,perlu kiranya kita mengetahui dan mengkaji pemikiran-pemikiran dari masing-masing golongan agar kita bisa mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi perbedaan-perbedan pemikiran aliran kalam tersebut,karena bagaimanapun kita sebagai kaum muslimin tidak boleh bersikap fanatik dengan aliran ataupun golongan kita sendiri (primordialisme).
Karena alasan diataslah yang melatar belakangi penulis menyusun makalah ini,
Penulis akan mencoba menguraikan beberapa aliran dan pemikiran mereka baik yang berkenaan dengan Politik maupun Aqidah.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,maka rumusan masalah yang timbul adalah :
1.      Bagaimana munculnya aliran-aliran kalam ?
2.      Apa saja aliran-aliran kalam dan bagaimanakah pokok pemikiran aliran-aliran Kalam ?
C.Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui sebab munculnya aliran-aliran Kalam.
2.      Mengetahui aliran-aliran kalam dan Mengetahui pokok pemikiran masing-masing aliran.





BAB II
PEMBAHASAN
A.Munculnya Aliran-Aliran Kalam
Sejarah telah mencatat bahwasanya perselisihan perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan kaum muslimin tidak bisa di pungkiri hal ini di sebabkan oleh dua pokok persoalan utama yaitu bidang Politik dan Aqidah[1][1].
Akan tetapi pada dasarnya tujuan para mutakallimin atau teologi islam adalah sama, yaitu keinginan untuk mempertahankan aqidah Islamiyah yang berdasarkan pada ketauhidan murni.
Salah satu contoh lahirnya aliran kalam karena politik misalnya aliran syiah.aliran syi’ah ini muncul karena motif mereka merasa tidak puas dengan keadaan waktu itu dimana kedudukan khalifah tidak di pegang oleh Ali r.a. dan keturunannya.
Begitu juga dengan awal munculnya khawarij.Aliran ini muncul karena ketidak puasan atas sikap Ali r.a. yang menerima arbitrasi yang timbul setelah perang siffin antara ali dengan muawwiyah.Ali dianggap tidak konsekuen dalam membela kebenaran.
Kemudian ada aliran yang muncul karena motif Aqidah. Contoh aliran yang muncul atas motif aqidah yaitu misalnya aliran Mu’tazilah.Aliran ini muncul pada awalnya disebabkan karena pendapat yang berbeda dengan pendapat yang berkembang pada waktu itu yaitu tentang  pelaku dosa besar. Khawarij mengatakan bahwa pelaku dosa besar adalah kafir dan wajib dibunuh.
Demkianlah uraian singkat terkait bagaimana munculnya aliran-aliran kalam.
B.Aliran-Aliran Kalam dan Pemikirannya.
Berdasarkan uraian munculnya aliran-aliran kalam di atas maka pada akhirnya ada beberapa aliran yang berkembang dengan pemikiran masing-masing yaitu:
1.      Aliran Syiah
Kaum Syi’ah memiliki lima prinsip utama yang wajib di percayai oleh penganutnya. Kelima prinsip itu adalah:
a)      Al Tauhid
Kaum Syi’ah mengimani sepenuhnya bahwa Allah itu ada dan esa serta mereka juga mempercayai adanya sifat-sifat Allah swt
b)      Al ‘adl
Kaum Syi’ah mempunyai keyakinan bahwa Allah Maha Adil.
c)      Al Nubuwwah
Kepercayaan Syi’ah terhadap para Nabi-nabi juga tidak berbeda dengan keyakinan umat muslim yang lain. Menurut mereka, Allah mengutus sejumlah Nabi dan Rasul ke muka bumi untuk membimbing umat manusia .
d)     Al Imamah
Menurut Syi’ah, Imamah berarti kepemimpinan dalam urusan agama dan dunia sekaligus, ia pengganti rasul dalam memelihara Syari’at, mewujudkan kebaikan dan ketentraman umat.
e)      Al Ma’ad
Ma’ad berarti tempat kembali (Akhirat), kaum Syi’ah sangat percaya sepenuhnya akan adanya Akhirat.
2.      Khawarij
Secara umum ajaran-ajaran pokok atau doktrin Khawarij adalah :
a)      Orang Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir dan telah keluar dari islam dan wajib dibunuh. Karena tu kemudian khawarij mengartikan iman adalah amal shalih, jadi seorang mukmin adalah orang yang melakukan amal shalih dan jika yang dilakukan adalah amalan dosa besar, maka ia di pandang tidak beriman lagi, ia telah kafir, wajib dilaknat (dibunuh)[2][2].
b)      Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah, dan zubair, dengan Ali bin abi thalib) dan para pelaku tahkim termasuk  yang menerima dan mambenarkannya di hukum kafir.
c)      Khalifah harus dipilih langsung oleh rakyat.
d)     Khalifah tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak menjadi Khalifah apabila sudah memenuhi syarat-syarat.
e)      Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan syari’at islam, dan di jatuhi hukuman bunuh bila zhalim.
f)       Khalifah Ali dianggap menyelewang setelah terjadi Tahkim (Arbitrase).
3.      Aliran Murji’ah
Aliran Murji’ah terbagi menjadi dua golongan yaitu golongan Moderat dan Ekstrim[3][3].Adapun inti pemikirannya secara umum yaitu:
a)      Golongan Moderat yakin kalau seseorang akan dihukum kelak di neraka atas perbuatan dosa yang dikerjakannya. Menurut golongan ini bahwa amal shalih itu tidak kalah penting meskipun amal shalih itu tidak termasuk rukun iman sehingga ajaran ini masuk dalam ajaran Ahlussunah wal jama’ah.
b)      Golongan Ekstrim berpendapat bahwa amal atau perbuatan manusia tidak sepenting iman. Kemudian pengertian itu berubah menjadi lebih ekstrim, yakni bahwa imanlah yang penting dan yang menentukan mukmin atau tidaknya seseorang, dengan kata lain bahwa perbuatan tidak penting dan tidak mempengaruhi iman[4][4].
c)      Memilih bersikap pasif Mengenai melakukan dosa besar. Mereka mengembalikannya kepada Allah kelak di akhirat.
4.      Aliran Mu’tazilah
Ada lima pokok pikiran yang harus di akui dan dipegangi oleh setiap orang yang mengakui dirinya sebagai orang muktazilah yaitu:
1)      Tauhid
2)      Al-Adl ( adil )
3)      Wa’d wal wa’id (janji dan ancaman Allah)
4)      Al Manzilah baina al manzilatain (tempat diantara dua tempat)
Ini adalah bentuk penolakan terhadap pendapat khawarij dan murji’ah.
5)      Amr ma’ruf nahi munkar.
Adapun pandangan-pandangan yang di miliki oleh muktazilah berdasarkan pemikiran dasarnya yaitu:
1)      Orang yang berdosa besar tidak dikatakan kafir dan tidak pula mukmin,tapi diantara keduanya.hukumnya sebagai orang fasik.
2)      Menolak konsepsi dualisme dan trinitas tentang tuhan.
3)      Meniadakan sifat Tuhan yaitu sifat-sifat yang mempunyai wujud sendiri di luar zat tuhan.Lebih lanjut al Jubba’i mengatakan bahwa tuhan mengetahui melalui esensinya demikian pula berkuasa dan hidup melalui esensi-Nya.Artinya tuhan tidak perlu pada sifat mengetahui untuk mengetahui sebab sifat yang disebut sifat itu tidak dapat dipisahkan dari tuhan.
5.      Aliran Asy’ariyah
Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap aliran-aliran yang muncul sebelumnya. Penamaannya dinisbahkan kepada Abu Hasan Ali al-Asy’ari yang semula adalah seorang pengikut Mu’tazilah. Aliran ini berusaha menghidupkan kembali pemahaman keagamaan kepada al-Qur’an dan al-Hadis.
Asy’ari percaya bahwa fungsi akal adalah sebatas mengetahui hal-hal yang empiris (kongkrit), sedangkan wahyu memberi informasi tentang hal-hal yang lebih luas termasuk soal metafisika. Ia menerima keabsahan khabar ahad sebagai hujjah dalam bidang akidah.
Terkait persoalan iman, Asy’ari mendefinisikannya sebagai tasdiq (pengakuan atau pembenaran) dengan hati, lisan dan perbuatan. Iman bersifat fluktuatif, dapat bertambah dan berkurang (yazid wa yanqus). Dengan demikian, pelaku dosa besar dipandang tetap sebagai seorang mukmin selama mengimani Allah dan Rasul-Nya. Perkara dosanya diserahkan sepenuhnya kepada Allah di akhirat kelak .
Tidak seperti Mu’tazilah, terkait aspek ketuhanan Asyariyah meyakini bahwa Tuhan mempunyai sifat.
Aliran ini juga berkeyakinan bahwasanya manusia kelak di akhirat dapat melihat Allah swt, Pendapat ini di dasarkan pada surat al A’raf:143,surat al Qiyamah:23 dan surat al Mutaffifin:15[5][5]
Kalam Allah yang menurut Mu’tazilah adalah makhluk, Menurut Asyariyah perlu dibedakan pengertiannya menjadi kalam Majazi dan kalam Nafsi. Kalam Majazi adalah al-Qur’an dalam bentuk tertulis yang dipegang manusia dan bersifat baru. Sedangkan kalam Nafsi bersifat abadi bersamaan dengan wujud Allah. Tuhan dalam kacamata Asy’ariyah bersifat mutlak baik dalam kekuasaan maupun keadilannya. Dalam kekuasaannya Tuhan bebas berkehendak dan berbuat, dan perbuatannya tersebut pasti bersifat baik dan adil[6][6]..
6.      Aliran Qdariyah dan Jabariyah
Qadariyah berarti sebuah paham yang menyatakan bahwa manusia mempunyai kemampuan ( qadar atau qudrah ) dalam melakukan perbuatannya. Sebenarnya kata qadar juga mempunyai pengertian penentuan. Selain itu, paham ini meniadakan kepercayaan akan adanya qadar ini pada Allah.
Sebaliknya, paham ini berpendapat,bahwa semua perbuatan manusia berasal dari pilihannya sendiri, bukan dari ketentuan yang sudah dibuat sebelumnya oeh Allah[7][7].
Ajaran penting aliran Jabariyah adalah manusia sangat lemah, tidak berdaya, terikat dengan kekuasaan mutlak tuhan. Seluruh tindakan dan perbuatan tidak boleh lepas dari skenario tuhan,segala ketentuan baik dan buruk perjalanan hidup manusia merupakan ketentuan Allah.
Menurut Syahrastani aliran jabariyah dalam menganalisa perbuatan manusia terdapat dua pandangan yaitu :
1)      Pandangan Ekstrim yang disebut Al Jabariyah al Khalish, yaitu yang tidak menetapkan perbuatan atau kekuasaan sedikitpun terhadap manusia.
2)      Pandangan Moderat yang disebut Al Jabariyah al Mutawassitah, yaitu yang menetapkan adanya qudrat pada manusia, tetapi qudrat tersebut tidak mempunyai efek atas perbuatan.
7.      Aliran Maturidiyah
Dari segi pemikirannya, al-Maturidi banyak memiliki kesamaan dengan al-Asy’ari, sekalipun ada beberapa perbedaan cukup signifikan antara keduanya ,Misalnya terkait persoalan ma’rifah (mengetahui Allah), Asy’ariyah menganggapnya wajib berdasarkan syara’, sedangkan Maturidiyah melihat kewajiban ini juga dapat dicapai melalui penalaran akal. Perbedaan lainnya juga nampak seputar perbuatan Allah dimana Asy’ariyah menyatakan tidak terkait dengan sebab karena Allah tidak dikenai pertanggungjawaban. Sedangkan Maturidiyah dengan redaksi berbeda lebih cenderung sejajar dengan pemikiran Mu’tazilah yang menyatakan bahwa dalam tiap perbuatan-Nya pasti terdapat hikmah dan tujuan, karena mustahil Allah Yang Maha Bijaksana sampai berbuat iseng dan kesia-siaan .
Maturidi dalam persoalan iman melihatnya sebagai suatu kepercayaan dalam hati, sedangkan pernyataan lisan dan amal perbuatan hanya sebagai pelengkap saja. Jadi, sejauh seseorang meyakini keesaan Allah dan kerasulan Muhammad, sekalipun tidak melaksanakan ibadah, dia masih masuk kategori beriman.
8.      Ahlussunah Wal Jama’ah
Tokoh utama yang juga merupakan pendiri aliran ini adalah Abu al hasan al Asy’ari dan Abu Mansur al Maturidi.
a)      Pokok-pokok pemikirannya Abu al Hasan al Asy’ari adalah sebagai berikut :
1)      Sifat-sifat Tuhan. Menurutnya, Tuhan memiliki sifat sebagaiman di sebut di dalam Alqur’an, yang di sebut sebagai sifat-sifat yang azali, Qadim, dan berdiri diatas zat tuhan. Sifat-sifat itu bukanlah zat tuhan dan bukan pula lain dari zatnya.
2)      Al-Qur’an, Manurutnya, al-Quran adalah qadim dan bukan makhluk diciptakan.
3)      Melihat Tuhan, menurutnya, Tuhan dapat dilihat dengan mata oleh manusia di akhirat nanti.
4)      Perbuatan Manusia. Menurutnya, perbuatan manusia di ciptakan tuhan, bukan di ciptakan oleh manusia itu sendiri.
5)      Keadlian Tuhan, Menurutnya, tuhan tidak mempunyai kewajiban apapun untuk menentukan tempat manusia di akhirat. Sebab semua itu marupakan kehendak mutlak tuhan sebab tuhan maha kuasa atas segalanya.
6)      Muslim yang berbuat dosa. Menurutnya, yang berbuat dosa dan tidak sempat bertobat diakhir hidupnya tidaklah kafir dan tetap mukmin.
b)      Pokok-pokok pemikirannya Abu Mansyur Al- Maturidi adalah sebagai berikut :
1)      Sifat Tuhan. Pendapatnya sejalan dengan al Asy’ari.
2)       Perbuatan Manusia. Menurtnya, Perbuatan manusia sebenarnya di wujudkan oleh manusia itu sendiri, dan bukan merupakan perbuatan tuhan.
3)      Al Quran. Pendapatnya sejalan dengan al Asy’ari.


4)      Muslim yang berbuat dosa. Pendapatnya sejalan dengan al Asy’ari
5)      Janji tuhan. Menurutnya, janji pahala dan siksa mesti terjadi, dan itu merupakan janji tuhan yang tidak mungkin di pungkirinya.




BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari uraian diatas, kita dapat menarik kesimpulan yaitu setiap aliran kalam memiliki pandangan yang berbeda seperti yang terjadi antara khawarij dan murji’ah terkait masalah dosa besar,ada yang mengkafirkan dan ada yang tidak mengkafirkan bahkan aliran muktazilah mengatakan orang tersebut diantara keduanya.
Begitu juga tentang melihat tuhan di akhirat ada yang bilang bisa melihat tuhan ( Asy’ariyah) dan ada pula yang berpendapat lain yang bilang tidak bisa melihat tuhan .
Kemudian perbedaan pendapat juga terjadi antara qadariyah dan jabariyah dalam hal qada’ dan qadar’,kemudian perbedaan pendapat tentang iman dan amal shalih seperti yang terjadi antara golongan ekstrim dan moderat dan masih banyak lagi perbedaan pendapat yang terjadi di antara aliran-aliran kalam.
Walaupun banyak timbul perbedaan dalam menginterpretasikan sesuatu,akan tetapi tujuan mereka sama yaitu untuk menjaga kemurnian aqidah islami.
B.Saran
Kami sebagai penulis makalah ini sangat menyadari kalau makalah kami sangat banyak kekurangan,oleh karena itu kami mohon maaf yang sebesar-sebesarnya.disamping itu kami juga mengharapkan ktik dan saran yang bersifat membangun  demi terciptanya makalah kami yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.




DAFTAR PUSTAKA
Machasin.Islam Teologi Aplikatif,(Yogyakarta:Pustaka Alief.2003)
Mulyono&Bashori.Studi Ilmu Tauhid/Kalam,(Malang:UIN-Maliki Press,2010)






[1][1] Mulyono&Bashori.Studi Ilmu Tauhid/Kalam,(Malang:UIN-Maliki Press,2010),hlm 62.
[2][2] Ibid,hlm, 107
[3][3] Ibid,hlm, 120
[4][4] Ibid,hlm, 122
[5][5] Machasin.Islam Teologi Aplikatif,(Yogyakarta:Pustaka Alief.2003).hlm.31
[7][7] Machsin.Ibid, hlm.16-17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar