II. PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN UNSUR-UNSUR
DASARNYA
A. Pengertian Pendidikan
Dalam pemikiran pendidikan terdapat beberapa istilah yang selalu berkait yaitu pendidikan, pengajaran dan pembelajaran. Penjelasan yang terkairt dengan pendidikan menjadi focus pengembangan kajian, sedangkan pengertian pengajaran dan pembelajaran akan dijelaskan secara ringkas untuk menjadi bahan perbandingan saja.
Pengajaran - guru yang mengajar dengan cara menyampaikan pelajaran semata-mata. Guru biasanya berdiri di depan kelas, mengahadapi siswa dan menjelaskan materi pelajaran. Siswa duduk dengan rapi, mendengarkan dan mencatat uraian guru, dihafalkan agar kelak dapat menjawab pertanyaan dengan baik jika diadakan ulangan. Sistem pengajaran tersebut bersifat pasif (tidak ada dinamika pemikiran) dan verbalistic (disampaikan dengan lisan). Secara sederhana situasi pengajaran demikian digambarkan dengan "DUDUK, DENGAR, CATAT DAN HAPALKAN".
A. Pengertian Pendidikan
Dalam pemikiran pendidikan terdapat beberapa istilah yang selalu berkait yaitu pendidikan, pengajaran dan pembelajaran. Penjelasan yang terkairt dengan pendidikan menjadi focus pengembangan kajian, sedangkan pengertian pengajaran dan pembelajaran akan dijelaskan secara ringkas untuk menjadi bahan perbandingan saja.
Pengajaran - guru yang mengajar dengan cara menyampaikan pelajaran semata-mata. Guru biasanya berdiri di depan kelas, mengahadapi siswa dan menjelaskan materi pelajaran. Siswa duduk dengan rapi, mendengarkan dan mencatat uraian guru, dihafalkan agar kelak dapat menjawab pertanyaan dengan baik jika diadakan ulangan. Sistem pengajaran tersebut bersifat pasif (tidak ada dinamika pemikiran) dan verbalistic (disampaikan dengan lisan). Secara sederhana situasi pengajaran demikian digambarkan dengan "DUDUK, DENGAR, CATAT DAN HAPALKAN".
B. Unsur-Unsur Pendidikan
Secara umum unsure-unsur dasar pendidikan terdiri atas 7 unsur yaitu :
1. Subyek yang dibimbing (peserta didik)
2. Orang yang membimbing (pendidik)
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
Penjelasan:
1. Peserta Didik – Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah :
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
2. Orang yang membimbing (pendidik) – Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif) – Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan) – Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dazn merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan) – Materi pendidikan memuat gambaran tentang apa yang harus diberikan oleh pembimbing kepada peserta didik – bahan ajar yang harus dipelajari dan dikembangkan oleh peserta didik. Materi Pendidikan dibuat dan ditentukan oleh pelaksana dan penyelenggara pendidikan dengan mengacu kepada ketetapan pemerintah tentang standar proses, standar isi dan standar kelulusan.
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (Alat dan Metode) – Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.
7. Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan) – Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
C. Tujuan, fungsi, ruang lingkup dan proses Pendidikan
1. Tujuan pendidikan - memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dazn merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
2. Fungsi pendidikan adalah menghilangkan segala sumber penderitaan rakyat dari kebodohan dan ketertinggalan. Sedangkan menurut UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Ruang lingkup pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan ketrampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Artinya pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya ( Poerbakawatja dan Harahap, 1981)
4. Proses pendidikan - merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
D. Keterkaitan Pengajaran dan Pendidikan
Pada dasarnya ”mengajar” adalah membantu ( mencoba membantu ) seseorang untuk mempelajari sesuatu dan apa yang dibutuhkan dalam belajar itu tidak ada kontribusinya terhadap pendidikan orang yang belajar. Artinya mengajar pada hakekatnya suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga menumbuhkan dan mendorong siswa belajar.Hal ini akan dapat terwujud jika dilakukan melalui proses pengajaran dengan strategi pelaksanaan melalui :
1. Bimbingan yaitu pemberian bantuan,arahan,motivasi,nasihat dan penyuluhan agar siswa mampu mengatasi,memecahkan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
2. Pengajaran yaitu bentuk kegiatan dimana terjalin hubungan interaksi dalam proses belajar dan mengajar antara tenaga kependidikan dengan peserta didik.
3. Pelatihan yaitu sama dengan pengajaran khususnya untuk mengembangkan keterampilan tertentu.
Menurut Langford (1978) yang penting hubungan yang relevan bukanlah antara pengajaran dengan pendidikan tetapi antara pengajaran sebagai suatu profesi dengan pendidikan.
III. FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN
Dalam aktivitas ada enam faktor pendidikan yang dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi. Adapun keenam faktor pendidikan tersebut, meliputi :
A. Faktor tujuan - Adalah usaha pencapaian oleh peserta didik tentang hasil praktek pendidikan baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat secara luas.
B. Faktor pendidikan - Dalam hal ini kita dapat membedakan pendidikan itu menjadi 2 kategori, yaitu
1. Pendidik menurut kodrati, yaitu orang tua dan
2. Pendidik menurut jabatan yaitu guru. Pendidik yang bersifat kodrati dan sebagai orang tua wajib pertama sekali memberikan didikan kepada anaknya, selain asuhan, kasih sayang, perhatian dan sebagainya.
Sedangkan pendidikan menurut jabatan, yaitu guru. Guru adalah sebagai pendidik yang menerima tanggung jawab dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat dan Negara. Tanggung jawab dari orang tua diterima guru atas kepercayaan yang mampu memberikan pendidikan dan pengajaran dan diharapkan pula dari pribadi guru dapat memancarkan sikap-sikap yang normatif baik, sebagai kelanjutan dari sikap dan sifat orang tua pada umumnya.
C. Faktor peserta didik - Adalah orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Peserta didik sebagai manusia yang belum dewasa merasa tergantung kepada pendidikannya, peserta didik merasa bahwa ia memiliki kekurangan-kekurangan tertentu, ia menyadari bahwa kemampuan masih sangat terbatas dibandingkan denga kemampuan pendidiknya.
D. faktor isi / materi pendidikan yang termasuk dalam arti / materi pendidikan ialah segala sesuatu oleh penddidk yang akan langsung disampaikan kepada peserta didik.
E. Faktor metode pendidikan – Agar interaksi dapat berlangsung baik dan tercapai tujuan, maka disamping dibutuhkan pemilihan materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat pula. Metode adalah cara menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pendidikan.
F. Faktor lingkungan - Adalah yamg meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Secara umum unsure-unsur dasar pendidikan terdiri atas 7 unsur yaitu :
1. Subyek yang dibimbing (peserta didik)
2. Orang yang membimbing (pendidik)
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
Penjelasan:
1. Peserta Didik – Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah :
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
2. Orang yang membimbing (pendidik) – Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif) – Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan) – Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dazn merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan) – Materi pendidikan memuat gambaran tentang apa yang harus diberikan oleh pembimbing kepada peserta didik – bahan ajar yang harus dipelajari dan dikembangkan oleh peserta didik. Materi Pendidikan dibuat dan ditentukan oleh pelaksana dan penyelenggara pendidikan dengan mengacu kepada ketetapan pemerintah tentang standar proses, standar isi dan standar kelulusan.
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (Alat dan Metode) – Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.
7. Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan) – Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
C. Tujuan, fungsi, ruang lingkup dan proses Pendidikan
1. Tujuan pendidikan - memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dazn merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
2. Fungsi pendidikan adalah menghilangkan segala sumber penderitaan rakyat dari kebodohan dan ketertinggalan. Sedangkan menurut UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Ruang lingkup pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan ketrampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Artinya pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya ( Poerbakawatja dan Harahap, 1981)
4. Proses pendidikan - merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
D. Keterkaitan Pengajaran dan Pendidikan
Pada dasarnya ”mengajar” adalah membantu ( mencoba membantu ) seseorang untuk mempelajari sesuatu dan apa yang dibutuhkan dalam belajar itu tidak ada kontribusinya terhadap pendidikan orang yang belajar. Artinya mengajar pada hakekatnya suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga menumbuhkan dan mendorong siswa belajar.Hal ini akan dapat terwujud jika dilakukan melalui proses pengajaran dengan strategi pelaksanaan melalui :
1. Bimbingan yaitu pemberian bantuan,arahan,motivasi,nasihat dan penyuluhan agar siswa mampu mengatasi,memecahkan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
2. Pengajaran yaitu bentuk kegiatan dimana terjalin hubungan interaksi dalam proses belajar dan mengajar antara tenaga kependidikan dengan peserta didik.
3. Pelatihan yaitu sama dengan pengajaran khususnya untuk mengembangkan keterampilan tertentu.
Menurut Langford (1978) yang penting hubungan yang relevan bukanlah antara pengajaran dengan pendidikan tetapi antara pengajaran sebagai suatu profesi dengan pendidikan.
III. FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN
Dalam aktivitas ada enam faktor pendidikan yang dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi. Adapun keenam faktor pendidikan tersebut, meliputi :
A. Faktor tujuan - Adalah usaha pencapaian oleh peserta didik tentang hasil praktek pendidikan baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat secara luas.
B. Faktor pendidikan - Dalam hal ini kita dapat membedakan pendidikan itu menjadi 2 kategori, yaitu
1. Pendidik menurut kodrati, yaitu orang tua dan
2. Pendidik menurut jabatan yaitu guru. Pendidik yang bersifat kodrati dan sebagai orang tua wajib pertama sekali memberikan didikan kepada anaknya, selain asuhan, kasih sayang, perhatian dan sebagainya.
Sedangkan pendidikan menurut jabatan, yaitu guru. Guru adalah sebagai pendidik yang menerima tanggung jawab dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat dan Negara. Tanggung jawab dari orang tua diterima guru atas kepercayaan yang mampu memberikan pendidikan dan pengajaran dan diharapkan pula dari pribadi guru dapat memancarkan sikap-sikap yang normatif baik, sebagai kelanjutan dari sikap dan sifat orang tua pada umumnya.
C. Faktor peserta didik - Adalah orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Peserta didik sebagai manusia yang belum dewasa merasa tergantung kepada pendidikannya, peserta didik merasa bahwa ia memiliki kekurangan-kekurangan tertentu, ia menyadari bahwa kemampuan masih sangat terbatas dibandingkan denga kemampuan pendidiknya.
D. faktor isi / materi pendidikan yang termasuk dalam arti / materi pendidikan ialah segala sesuatu oleh penddidk yang akan langsung disampaikan kepada peserta didik.
E. Faktor metode pendidikan – Agar interaksi dapat berlangsung baik dan tercapai tujuan, maka disamping dibutuhkan pemilihan materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat pula. Metode adalah cara menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pendidikan.
F. Faktor lingkungan - Adalah yamg meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Materi
Landasan dan Asas pendidikan sangat penting, karena
pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat
suatu bangsa tertentu. Landasan pendidikan akan memberi pijakan dan arah
terhadap pembentukan manusia Indonesia. Sedangkan asas – asas pokok pendidikan
akan memberi corak khusus dalam penyelenggaraan pendidikan dan pada gilirannya
memberi corak pada hasil-hasil pendidikan itu yakni manusia dan masyarakat
Indonesia.
Landasan Pendidikan
Berikut Beberapa diantara Landasan pendidikan
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau
bersifat filsafat (falsafah). Driyakara (1987) menyatakakan bahwa filsafat
adalah perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab “ada” dan “berbuat”.
Filsafat menelaah secara radikal dan menyeluruh dan konseptual yang
menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia.
Tinjauan filosofis tentang sesuatu, termasuk pendidikan.
Filsafat dan pendidikan mempunyai kaitan yang erat satu dengan yang lainnya.
Filasaf mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat. Sedangkan
pendidikan berusaha mewujudkan citra itu. Landasan filsafat pendidikan
merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat
pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok, seperti :
apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya
menjadi tujuan, dan sebagainya.
Peranan filsafat pendidikan dalam bidang pendidikan yang
berkaitan dengan hasil kajian antara lain :
a. Keberadaan dan
kedudukan manusia sebagai makhluk di dunia ini, seperti sebagai zoon
politicon, homo sapiens, animal educandum dan sebagainya.
b. Masyarakat dan
kebudayaannya
c. Keterbatasan
manusia sebagai makhluk hidup yang banyak menghadapi tantangan.
d. Perlunya landasan
pemikiran dalam pekerjaan pendidikan utamnya filsafat pendidikan.
Wayan Ardhana, dkk (dalam Tirtarahardja, 2000) mengemukakan
bahwa aliran-aliran filsafat bukan hanya mempengaruhi pendidikan, tetapi juga
melahirkan aliran filsafat pendidikan, seperti :
a. Idealisme
b. Realisme
c. Perenialisme
d. Esensialisme
e. Pragmatisme
f. Eksistensialisme
2. Landasan Sosiologis
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi
antara dua individu, bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda
memperkembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga
sekolah yang sengaja dibentuk oleh masyarakat. Dengan meningkatkan perhatian
sosiologi pada kegaitan pendidikan tersebut, maka lahirlah cabang sosiologi
pendidikan.
Sosiologi pendidikan merupakan analisa ilmiah tentang
proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang
lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi 4 bidang :
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari :
a. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
b. Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan
c. Fungsi sistem pendidikan dalam memeliharan dan mendorong proses sosial dan
perubahan kebudayaan.
d. Hubungan pendidikan dan kelas sosial.
e. Fungsionalisasi sitem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras,
kebudayaan atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.
2. Hubungan kemanusiaan di sekolah :
a. Sifat kebudayaaan sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di luar
sekolah.
b. Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah.
3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, yang mempelajari :
a. Peranan sosial guru
b. Sifat kepribadian guru
c. Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa.
d. Fungsi sekolah dalam sosialisasi anak-anak.
4. Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah
dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya, yang meliputi :
a. Pelukisan tentang komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya terhadap
organisasi sekolah.
b. Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada sistem
sosial komunitas kaum tidak terpelajar.
c. Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi kependidikannya.
d. Faktor-faktor
demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah.
Kajian sosiologi tentang pendidikan pada prinsipnya
mencakup semua jalur pendidikan, baik pendidikan sekolah, maupun luar sekolah.
Khusus untuk jalur pendidikan luar sekolah, terutama bila ditinjau dari
sosiologi maka pendidikan keluarga sangat penting.
3. Landasan
Kultural
Pendidikan selalu terkait dengan manusia, sedang setiap
manusia selalu menjadi anggota masyarakat dan pendukung kebudayaan tertentu.
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan
dapat dilestarikan /dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan dari
generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun
informal. Sebaliknya bentuk, ciri-ciri dan pelaksanaan pendidikan itu ikut
ditentukan oleh kebudyaaan di tempat proses pendidikan berlangsung.
4. Landasan Psikologis
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia,
sehingga landasaan psikologi merupakan salah satu landasan penting dalam bidang
pendidikan .Pada umumnya landasan psikologi dari pendidikan tersebut terutama
tertuju pada pemahaman manusia, khususnya proses perkembangan manusia dan
proses belajar.
5. Landasan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Pendidikan dan Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat erat
kaitannya, seiring dengan kemajuan IPTEK maka pendidikan juga akan mengalami
kemajuan yang sangat pesat, begitu juga kemajuan cabang-cabang ilmu akan
menyebabkan tersedianya informasi empiris yang cepat dan tepat yang akan
bermuara pada kemajuan teknologi pendidikan.
Dengan adanya perkembangan IPTEK dan kebutuhan masyarakat
yang semkin kompleks, maka pendidikan mau tidak mau harus mengakomodasi
perkembangan , yaitu : dengan cara memperbanyak teknologi dari berbagai bidang
ilmu dan mengadopsinya untu penyelenggaraan pendidikan sehingga akan terjadi
kemajuan pendidikan.
Langkah-langkah pengembangan dan pemanfaatan IPTEK
antara lain : penelitian dasar, penelitian terapan, pengembangan dan penerapan
teknologi serta akhirnya diikuti evaluasi .
Manfaat IPTEK yang melandasi pendidikan menurut Dosen FIP
(1995) harus mampu :
a. Memberikan kesejahteraan lahir dan batin
b. Mendorong pemanfaatan pengembangan sesuai tuntutan zaman.
c. Menjamin penggunaannya secara bertanggung jawab.
d. Memberi dukungan nilai-nilai agama dan nilai luhur budaya bangsa.
e. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
f. Meningkatkan produktivitas, efisiensi dan efektifitas sumber daya manusia.
Asas – Asas Pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi
dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan.
Khusus di Indonesia , terdapat sejumlah asas yang memberi
arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut antara
lain:
1. Asas Tut wuri
Handayani
Asas tut wuri handayani, yang kini menjadi semboyan
Diknas pada awalnya merupakan salah satu dari asas 1922 yakni : tujuh buah asas
dari Perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 Juli 1922).. Asas atau
semboyan ini dikumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara. dan mendapat dukungan
dari positif dari Drs. RMP Sosrokartono dengan menambahkan dua semboyan yaitu :
Ing Ngarso Sung Tuladha dan Ing Madya Mangun Karsa. Ketiga semboyan itu telah
menyatu menjadi satu kesatuan asas.
Asas tut wuri handayani merupakan inti dari asas 1922
yang menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya dengan
mengingat tertibnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
Keadaan yang dapat ditemukan dalam pendidikan berkaitan
dengan asas ini antara lain :
a. Peserta didik mendapat kebebasan dalam memilih pendidikan dan keterampilan
yang diminati di semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan yang disediakan
sesuai potensi, bakat, dan kemampuan yang dimiliki.
b. Peserta didik mendapat kebebasan memilih pendidikan kejuruan yang diminati
agar mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja dan bidang yang
diinginkan.
c. Peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa mendapat kesempatan untuk
memasuki program pendidikan dan keterampilan yang diminati sesuai dengan gaya
dan irama belajarnya.
d. Peserta didik yang memiliki keistimewaan atau kekurangan dalam fisik dan
mental memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang
sesuai dengan keadaanya.
e. Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan memperoleh pendidikan
keterampilan yang sesuai dengan kondisi daerahnya.
f. Peserta didik dari keluarga tidak mampu mendapatkan kesempatan memperoleh
pendidikan dan keterampilan sesuai dengan minat dan kemampuanya dengan bantuan
dan dari pemerintah masyarakat.
2. Asas Belajar
sepanjang hayat
Istilah belajar sepanjang hayat erat kaitannya dengan
istilah “pendidikan seumur hidup”. UNESCO Institute for Education menetapkan
suatu definisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus
:
- Meliputi seluruh hidup setiap individu.
- Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
- Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self fulfilment) setiap individu.
- Meningkatkan kemampuan dan motivasi utnuk belajar mandiri.
- Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasuk yang formal, non formal dan informal.
Ada 2 misi yang diemban dalam proses belajar mengajar
berdasarkan latar pendidikan seumur hidup yaitu :: membelajarkan peserta didik
dengan efisien dan efektif dan serentak dengan itu, meningkatkan kemauan dan
kemampuan belajar mandiri sebagai basis belajar sepanjang hayat.
3. Azas Kemandirian
dalam Belajar
Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas tut wuri
handayani dan belajar sepanjang hayat. Implikasi dari asas ini adalah pendidik
harus menjalankan peran komunikator, fasiltator, organisator, dsb. Pendidik
diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian
rupa sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber belajar
tersebut.
HAKEKAT ILMU PENDIDIKAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
SYARAT ILMU PENDIDIKAN
Suatu kawasan studi dapat tampil sebagai disiplin ilmu, bila memenuhi syarat-syarat :
Memiliki objek studi (formal dan material)
Objek material ilmu pendidikan adalah perilaku manusia. Objek formalnya adalah menelaah fenomena pendidikan dalam perspektif yang luas dan integrative.
b. Memiliki sistematika
Sistematika ilmu pendidikan dibedakan menjadi 3 bagian yaitu,
1. Pendidikan sebagai gejala manusiawi, dapat dianalisis yaitu adanya komponen pendidikan yang saling berinteraksi dalam suatu rangkaian keseluruhan untuk mencapai tujuan.
Komponen pendidikan itu adalah :
Tujuan pendidikan
Peserta didik
Pendidik
Isi pendidikan
Metode pendidikan
Alat pendidikan
Lingkungan pendidikan
2. Pendidikan sebagai upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia.Menurut Noeng Muhadjir sistematika ini bertolak dari fungsi pendidikan,yaitu:
(a) Menumbuhkan kreatifitas peserta didik
(b) Menjaga lestarinya nilai insani dan nilai ilahi
(c) Menyiapkan tenaga produktif
3. Pendidikan sebagai gejala manusiawi.Menurut Mochtar Buchori ilmu pendidikan mempunyai 3 dimensi:
(1) dimensi lingkungan pendidikan
(2) dimensi jenis-jenis persoalan pendidikan
(3) dimensi waktu dan ruang
c. Memiliki metode
Memiliki metode-metode dalam ilmu pendidikan :
1. Metode normative, berkenaan dengan konsep manusiawi yang diidealkan yang ingin dicapai.
2. Metode eksplanatori, berkenaan dengan pertanyaan kondisi, dan kekuatan apa yang membuat suatu proses pendidikan berhasil.
3. Metode teknologis, berkenaan dengan bagaimana melakukannya dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Metode deskriptif, fenomenologis mencoba menguraikan kenyataan-kenyataan pendidikan dan lalu mengklasifikasikannya.
5. Metode hermeneutis, untuk memahami kenyataan pendidikan yang konkrit dan historis untuk menjelaskan makna dan struktur dan kegiatan pendidikan.
6. Metode analisis kritis, menganalisis secara kritis tentang istilah, pernyataan, konsep, dan teori yang ada dalam pendidikan.
ILMU PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU
Ilmu pendidikan adalah ilmu yg mempelajari serta memproses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan mendidik. Ilmu pendidikan sebagai suatu ilmu harus dapat bersifat:
a. Empiris, karena objeknya dijumpai dalam dunia pengalaman.
b. Rokhaniah, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia tidak membiarkan peserta didik kepada keadaan alamnya.
c. Normatif, karena berdasar atas pemilihan antara yang baik dan yang buruk.
d. Histories, karena memberikan uraian teoritis tentang sitem-sistem pendidikan sepanjang jaman dengan mengingat latar belakang kebudayaan dan filsafat yang berpengaruh pada jaman tertentu.
e. Praktis, karena memberikan pemikiran tentang masalah dan ketentuan pendidikan yang langsung ditujukan kepada perbuatan mendidik.
Kedudukan ilmu pendidikan itu berada di tengah-tengah ilmu yang lain. Ilmu pendidikan ialah suatu llmu pengetahuan yang membahas masalah yamg berhubungan dengan pendidikan, sedangkan, definisi yang terpenting dari suatu pendidikan itu sendiri yaitu:
Meningkatkan pengetahuan, pengertian, kesadaran, dan toleransi
Meningkatkan questioning skills dan kemampuan menganalisakan sesuatu - termasuk pendidikannya
Meningkatkan kedewasaan individu
Untuk perkembangan Negara, diperlukan pendidikan yang menghargai kreativitas dan supaya negara dapat membuat sesuatu yang baru dan lebih baik, dan tidak hanya meng-copy dari negara lain.
Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam hidup manusia dimana ada kehidupan disitu pasti ada pendidikan
Pendidikan sebagai gejala sekaligus upaya memanusiakan manusia itu sendiri.
Dalam perkembangan adanya tuntutan adanya pendidikan lebih baik, teratur untuk mengembangkan potensi manusia, sehingga muncul pemikiran teoritis tentang pendidikan.
Pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki manusia, melahirkan teori-teori pendidikan.
SIFAT-SIFAT ILMU PENDIDIKAN
Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara praktis. Dengan menempatkan kedudukan ilmu pendidikan di dalam sistematika ilmu pengetahuan, maka ilmu pendidikan juga dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah – masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Sebagai mana setiap ilmu mempunyai sifat masing-masing begitu juga dengan ilmu pendidikan.
Sifat ilmu pendidikan diantaranya adalah ilmu pendidikan sebagai Ilmu Normatif dan ilmu pendidikan sebagai Ilmu Teoritis dan Praktis:
Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu Normatif
Ilmu pendidikan itu selalu berurusan dengan soal siapakah “manusia” itu. Pembahasan mengenai siapakah manusia itu biasanya termask bidang filsafat, yaitu filsafat antropologi. Pandangan filsafat tentang manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktik-praktik pendidikan. Karena pandangan filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seorang pendidik atau suatu bangsa yang melakukan pendidikan.
Nilai yang dijunjung tinggi ini dijadikan norma untuk menentukan ciri-ciri manusia yang ingin dicapai melalui praktik pendidikan. Nilai-nilai tidak diperoleh hanya dari praktik dan pengalaman mendidik, tetapi secara normative bersumber dari norma masyarakat, norma filsafat dan pandangan hidup, malah dari keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang.
Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu yang Bersifat Teoritis dan Praktis
Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai mengatur dan mensistemkan di dalam sewa pikirnya masalah yang tersusun sebagai pola pemikiran pendidikan. Jadi dari praktik-praktik pendidikan disusun pemikiran-pemikiran secara teoritis. Pemikiran-pemikiran teoritis inilah yang disusun dalam satu system pendidikan yang biasa disebut Ilmu Mendidik Teoritis.
Terdapat hubungan antara ilmu mendidik teoritis, sistematis dan histories. Apa sajakah yang dapat disumbangkan sejarah pendidikan bagi teori pendidikan maupun praktik pendidikan?. Meskipun ilmu mendidik sistematis mendahului ilmu mendidik histories, akan tetapi ilmu mendidik histories juga memberikan bantuan dan memperkaya ilmu mendidik sistematis.
Selanjutnya adalah bagaimana hubungan antara ilmu mendidik histories dan ilmu mendidik praktis. Seorang maha guru ilmu mendidik JM. Guning berkata : teori tanpa praktek adalah baik pada human cerdik cendikiawan dan praktek tanpa teori hanya terdapat pada orang gila dan penjahat – penjahat namun alangkah lebih sempurnanya ilmu pendidikan itu dilakukan dengan cara teori dan praktek secara bersama-sama.
Untuk lebih memahami bahwa ilmu pendidikan itu adalah yang memerlukan pemikiran yang teoritis , adalah bahwa setiap pendidik memerlukan kritik- kritik sumbangan pemikiran dari para ahli/ orang lain, ia dapat belajar dari catatan-catatan kritik saran dari orang lain, yang pada akhirnya dapat dikatakan bahwa ia belajar berdasarkan teori.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
SYARAT ILMU PENDIDIKAN
Suatu kawasan studi dapat tampil sebagai disiplin ilmu, bila memenuhi syarat-syarat :
Memiliki objek studi (formal dan material)
Objek material ilmu pendidikan adalah perilaku manusia. Objek formalnya adalah menelaah fenomena pendidikan dalam perspektif yang luas dan integrative.
b. Memiliki sistematika
Sistematika ilmu pendidikan dibedakan menjadi 3 bagian yaitu,
1. Pendidikan sebagai gejala manusiawi, dapat dianalisis yaitu adanya komponen pendidikan yang saling berinteraksi dalam suatu rangkaian keseluruhan untuk mencapai tujuan.
Komponen pendidikan itu adalah :
Tujuan pendidikan
Peserta didik
Pendidik
Isi pendidikan
Metode pendidikan
Alat pendidikan
Lingkungan pendidikan
2. Pendidikan sebagai upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia.Menurut Noeng Muhadjir sistematika ini bertolak dari fungsi pendidikan,yaitu:
(a) Menumbuhkan kreatifitas peserta didik
(b) Menjaga lestarinya nilai insani dan nilai ilahi
(c) Menyiapkan tenaga produktif
3. Pendidikan sebagai gejala manusiawi.Menurut Mochtar Buchori ilmu pendidikan mempunyai 3 dimensi:
(1) dimensi lingkungan pendidikan
(2) dimensi jenis-jenis persoalan pendidikan
(3) dimensi waktu dan ruang
c. Memiliki metode
Memiliki metode-metode dalam ilmu pendidikan :
1. Metode normative, berkenaan dengan konsep manusiawi yang diidealkan yang ingin dicapai.
2. Metode eksplanatori, berkenaan dengan pertanyaan kondisi, dan kekuatan apa yang membuat suatu proses pendidikan berhasil.
3. Metode teknologis, berkenaan dengan bagaimana melakukannya dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Metode deskriptif, fenomenologis mencoba menguraikan kenyataan-kenyataan pendidikan dan lalu mengklasifikasikannya.
5. Metode hermeneutis, untuk memahami kenyataan pendidikan yang konkrit dan historis untuk menjelaskan makna dan struktur dan kegiatan pendidikan.
6. Metode analisis kritis, menganalisis secara kritis tentang istilah, pernyataan, konsep, dan teori yang ada dalam pendidikan.
ILMU PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU
Ilmu pendidikan adalah ilmu yg mempelajari serta memproses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan mendidik. Ilmu pendidikan sebagai suatu ilmu harus dapat bersifat:
a. Empiris, karena objeknya dijumpai dalam dunia pengalaman.
b. Rokhaniah, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia tidak membiarkan peserta didik kepada keadaan alamnya.
c. Normatif, karena berdasar atas pemilihan antara yang baik dan yang buruk.
d. Histories, karena memberikan uraian teoritis tentang sitem-sistem pendidikan sepanjang jaman dengan mengingat latar belakang kebudayaan dan filsafat yang berpengaruh pada jaman tertentu.
e. Praktis, karena memberikan pemikiran tentang masalah dan ketentuan pendidikan yang langsung ditujukan kepada perbuatan mendidik.
Kedudukan ilmu pendidikan itu berada di tengah-tengah ilmu yang lain. Ilmu pendidikan ialah suatu llmu pengetahuan yang membahas masalah yamg berhubungan dengan pendidikan, sedangkan, definisi yang terpenting dari suatu pendidikan itu sendiri yaitu:
Meningkatkan pengetahuan, pengertian, kesadaran, dan toleransi
Meningkatkan questioning skills dan kemampuan menganalisakan sesuatu - termasuk pendidikannya
Meningkatkan kedewasaan individu
Untuk perkembangan Negara, diperlukan pendidikan yang menghargai kreativitas dan supaya negara dapat membuat sesuatu yang baru dan lebih baik, dan tidak hanya meng-copy dari negara lain.
Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam hidup manusia dimana ada kehidupan disitu pasti ada pendidikan
Pendidikan sebagai gejala sekaligus upaya memanusiakan manusia itu sendiri.
Dalam perkembangan adanya tuntutan adanya pendidikan lebih baik, teratur untuk mengembangkan potensi manusia, sehingga muncul pemikiran teoritis tentang pendidikan.
Pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki manusia, melahirkan teori-teori pendidikan.
SIFAT-SIFAT ILMU PENDIDIKAN
Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara praktis. Dengan menempatkan kedudukan ilmu pendidikan di dalam sistematika ilmu pengetahuan, maka ilmu pendidikan juga dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah – masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Sebagai mana setiap ilmu mempunyai sifat masing-masing begitu juga dengan ilmu pendidikan.
Sifat ilmu pendidikan diantaranya adalah ilmu pendidikan sebagai Ilmu Normatif dan ilmu pendidikan sebagai Ilmu Teoritis dan Praktis:
Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu Normatif
Ilmu pendidikan itu selalu berurusan dengan soal siapakah “manusia” itu. Pembahasan mengenai siapakah manusia itu biasanya termask bidang filsafat, yaitu filsafat antropologi. Pandangan filsafat tentang manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktik-praktik pendidikan. Karena pandangan filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seorang pendidik atau suatu bangsa yang melakukan pendidikan.
Nilai yang dijunjung tinggi ini dijadikan norma untuk menentukan ciri-ciri manusia yang ingin dicapai melalui praktik pendidikan. Nilai-nilai tidak diperoleh hanya dari praktik dan pengalaman mendidik, tetapi secara normative bersumber dari norma masyarakat, norma filsafat dan pandangan hidup, malah dari keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang.
Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu yang Bersifat Teoritis dan Praktis
Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai mengatur dan mensistemkan di dalam sewa pikirnya masalah yang tersusun sebagai pola pemikiran pendidikan. Jadi dari praktik-praktik pendidikan disusun pemikiran-pemikiran secara teoritis. Pemikiran-pemikiran teoritis inilah yang disusun dalam satu system pendidikan yang biasa disebut Ilmu Mendidik Teoritis.
Terdapat hubungan antara ilmu mendidik teoritis, sistematis dan histories. Apa sajakah yang dapat disumbangkan sejarah pendidikan bagi teori pendidikan maupun praktik pendidikan?. Meskipun ilmu mendidik sistematis mendahului ilmu mendidik histories, akan tetapi ilmu mendidik histories juga memberikan bantuan dan memperkaya ilmu mendidik sistematis.
Selanjutnya adalah bagaimana hubungan antara ilmu mendidik histories dan ilmu mendidik praktis. Seorang maha guru ilmu mendidik JM. Guning berkata : teori tanpa praktek adalah baik pada human cerdik cendikiawan dan praktek tanpa teori hanya terdapat pada orang gila dan penjahat – penjahat namun alangkah lebih sempurnanya ilmu pendidikan itu dilakukan dengan cara teori dan praktek secara bersama-sama.
Untuk lebih memahami bahwa ilmu pendidikan itu adalah yang memerlukan pemikiran yang teoritis , adalah bahwa setiap pendidik memerlukan kritik- kritik sumbangan pemikiran dari para ahli/ orang lain, ia dapat belajar dari catatan-catatan kritik saran dari orang lain, yang pada akhirnya dapat dikatakan bahwa ia belajar berdasarkan teori.
B. Arah Pendidikan
1. Menumbuhkan Kejujuran dan Keikhlasan – Pendidikan keikhlasan sngat penitng bagi bangsa ini untuk mengatasi krisis multidimensial.
1. Menumbuhkan Kejujuran dan Keikhlasan – Pendidikan keikhlasan sngat penitng bagi bangsa ini untuk mengatasi krisis multidimensial.
2. Mewujudkan cita-cita pendidikan Nasional
(UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional) yaitu adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensin dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
3. Menjamin peningkatan ketrampilan siswa,
sehingga dengan ketrampilan tersebut mereka dapat memperoleh kehidupan yang
layak.
4. Pendidikan menurut Komenius
.
.
FUNGSI PENDIDIIKAN
Telah kita singgung terdahulu bahwa pendidikan atau tarbiyah berasal dari kata "rabaa-yarbuu-riban wa rabwah" yang berate "berkembang, tumbuh, dan subur". Dalam Al Qur''an, kata "rabwah" berarti bukit-bukit yang tanahnya subur untuk tanam-tanaman.
Telah kita singgung terdahulu bahwa pendidikan atau tarbiyah berasal dari kata "rabaa-yarbuu-riban wa rabwah" yang berate "berkembang, tumbuh, dan subur". Dalam Al Qur''an, kata "rabwah" berarti bukit-bukit yang tanahnya subur untuk tanam-tanaman.
Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No. 20
Tahun 2003 Bab II Pasal 3, maka pemikiran yang berkaitan dengan fungsi
pendidikan adalah :
A. Mengembangkan kemampuan – menggambarkan bahwa yang harus dikembangkan dalam diri peserta didik adalah potensi-potensi yang dimilikinya, bukan berarti menjejali dengan ilmu pengetahuan semata tanpa mempertimbangkan potensi-potensinya dalam hidup dan penghidupan selaku manusia yang mempunyai keinginan, nafsu, akal dan naluri kemanusiannya.
B. Membentuk watak – mengandung arti bahwa pendidikan yang dilakukan dapat mem-bentuk watak, sikap, karakter individu yang berada pada lingkungan masyarakatnya, yang cenderung bersifat positif dan tidak bertentangan tatanan tabiat, watak, karakter manusia lainnya.
C. Serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa – Peradaban bangsa yang bermartabat dengan kata lain suatu peradaban yang memili nilai-nilai luhur suatu bangsa yang sarat degan nilai-moral-norma bangsanya sendiri. Peradaban suatu bangsa akan diwarnai oleh kemajuan Pendidikan dan teknologinya, bagaimana pola hidup orang-orang yang sudah maju dalam pen-didikannya, bagaimana pola hidup manusia yang sudah modern sebagai pembentukan dari kemajuan teknologi, semua itu semakin banyak mewarnai budaya suatu bangsa yang menjamaninya. Oleh karena itu peradaban bangsa yang bermartabat cenderung menitikberatkan pada dasar ideologi suatu bangsa itu, dan dalam kehidupan bangsa Indonesia yang dimaksud dengan bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang meletakan ideologi hidupnya adalah nilai-moral-norma Agama Islam sebagai sumber nilai-moral-norma yang mutlak sifatnya bagi seorang muslim yang baik.
D. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa – mencerdaskan kehidupan bangsa disini memiliki arti tarap pendidikan rakyat pada umumnya sudah seimbang antara jumlah penduduk dengan tingkat rata-rata pendidikan penduduk yang ada, seperti halnya pencanangan wajib belajar sembilan tahun dengan harapan ideal pemerintah, tidak ada lagi yang buta hurup dan buta aksara pada tatanan penduduk bangsa Indonesia ini (M. Syamsi Ali, 2009)
A. Mengembangkan kemampuan – menggambarkan bahwa yang harus dikembangkan dalam diri peserta didik adalah potensi-potensi yang dimilikinya, bukan berarti menjejali dengan ilmu pengetahuan semata tanpa mempertimbangkan potensi-potensinya dalam hidup dan penghidupan selaku manusia yang mempunyai keinginan, nafsu, akal dan naluri kemanusiannya.
B. Membentuk watak – mengandung arti bahwa pendidikan yang dilakukan dapat mem-bentuk watak, sikap, karakter individu yang berada pada lingkungan masyarakatnya, yang cenderung bersifat positif dan tidak bertentangan tatanan tabiat, watak, karakter manusia lainnya.
C. Serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa – Peradaban bangsa yang bermartabat dengan kata lain suatu peradaban yang memili nilai-nilai luhur suatu bangsa yang sarat degan nilai-moral-norma bangsanya sendiri. Peradaban suatu bangsa akan diwarnai oleh kemajuan Pendidikan dan teknologinya, bagaimana pola hidup orang-orang yang sudah maju dalam pen-didikannya, bagaimana pola hidup manusia yang sudah modern sebagai pembentukan dari kemajuan teknologi, semua itu semakin banyak mewarnai budaya suatu bangsa yang menjamaninya. Oleh karena itu peradaban bangsa yang bermartabat cenderung menitikberatkan pada dasar ideologi suatu bangsa itu, dan dalam kehidupan bangsa Indonesia yang dimaksud dengan bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang meletakan ideologi hidupnya adalah nilai-moral-norma Agama Islam sebagai sumber nilai-moral-norma yang mutlak sifatnya bagi seorang muslim yang baik.
D. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa – mencerdaskan kehidupan bangsa disini memiliki arti tarap pendidikan rakyat pada umumnya sudah seimbang antara jumlah penduduk dengan tingkat rata-rata pendidikan penduduk yang ada, seperti halnya pencanangan wajib belajar sembilan tahun dengan harapan ideal pemerintah, tidak ada lagi yang buta hurup dan buta aksara pada tatanan penduduk bangsa Indonesia ini (M. Syamsi Ali, 2009)
Arah pendidikan adalah jalan kemana
pendidikan tersebut dibawa – dengan mendasarkan pemikiran pada UU nomor 20
tahun 2003 tentang Sisdiknas, maka arah pendidikan adalah berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan hal
tersebut, maka dilakukan perbaikan dan peningkatan mutu sarana prasarana,
peserta didik, pendidik dan proses pendidikan beserta perangkat yang berkait
dengannya.
Arah pengembangan pendidikan tersebut diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.s
Arah pengembangan pendidikan tersebut diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar